Rabu, 21 November 2012

Manajemen Mutu : Prinsip Deming - Donabedian


14 Prinsip Deming
Dalam buku yang berjudul Out of the Crisis, W. Edwards Deming mengemukakan “Ini bukanlah sebuah rekonstruksi struktur atau revisi kerja … Manajemen Amerika memerlukan struktur baru secara keseluruhan, dari dasar hingga ke atas.” Deming prihatin terhadap kegagalan manajemen Amerika dalam merencanakan masa depan dan meramalkan persoalan yang belum muncul. Sehingga Deming menyimpulkan bahwa masalah mutu terletak pada masalah manajemen.
Menurut Deming, ada 14 prinsip yang harus dilakukan untuk mencapai suatu mutu dari produk/jasa, yaitu:
1.    Tumbuhkan terus menerus tekad yang kuat dan perlunya rencana jangka panjang berdasarkan visi ke depan dan inovasi baru untuk meraih mutu.
2.    Adopsi filosofi yang baru. Termasuk didalamnya adalah cara-cara atau metode baru dalam bekerja.
3.   Hentikan ketergantungan pada pengawasan jika ingin meraih mutu. Setiap orang yang terlibat karena sudah bertekat menciptakan mutu hasil produk/jasanya, ada atau tidak ada pengawasan haruslah selalu menjaga mutu kinerja masing-masing.
4.    Hentikan hubungan kerja yang hanya atas dasar harga. Harga harus selalu terkait dengan nilai kualitas produk atau jasa.
5. Selamanya harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kualitas dan produktivitas dalam setiap kegiatan.
6.    Lembagakan pelatihan sambil bekerja (on the job training), karena pelatihan adalah alat yang dahsyat untuk pengembangan kualitas kerja untuk semua tingkatan dalam unsur lembaga.
7.    Lembagakan kepemimpinan yang membantu setiap orang untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik misalnya, membina, memfasilitasi, membantu mengatasi kendala, dll.
8.    Hilangkan sumber-sumber penghalang komunikasi antar bagian dan antar individu dalam lembaga.
9.    Hilangkan sumber-sumber yang menyebabkan orang merasa takut dalam organisasi agar mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien.
10.  Hilangkan slogan-slogan dan keharusan-keharusan kepada staf. Hal seperti itu biasanya hanya akan menimbulkan hubungan yang tidak baik antara atasan dan bawahan; atau lebih jauh akan menjadi penyebab rendahnya mutu dan produktivitas pada sistem organisasi; bawahan hanya bekerja sekedar memenuhi keharusan saja.
11.  Hilangkan kuota atau target-target kuantitatif belaka. Bekerja dengan menekankan pada target kuantitatif sering melupakan kualitas.
12.  Singkirkan penghalang yang merebut/merampas hak para pimpinan dan pelaksana untuk bangga dengan hasil kerjanya masing-masing.
13.  Lembagakan program pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan diri bagi semua orang dalam lembga. Setiap orang harus sadar bahwa sebagai professional harus selalu meningkatkan kemampuan dirinya, dan
14.  Libatkan semua orang dalam lembaga ikut dalam proses transformasi menuju peningkatan mutu. Ciptakan struktur yang memungkinkan semua orang bisa ikut serta dalam usaha memperbaiki mutu produk/jasa yang diusahakan.

Menurut Deming, cara manajemen dalam membangun perbaikan berkesinambungan adalah melalui redefinisi tujuan perusahaan. Cukup sederhana, perusahaan harus bertahan hidup, bersaing dengan baik, dan terus-menerus mengisi kembali sumber daya untuk pertumbuhan dan perbaikan melalui inovasi dan penelitian. Selain itu, Deming juga menekankan pentingnya komitmen memberikan penghargaan dalam proses perbaikan berkesinambungan, tidak terlalu berharap pada revolusi kualitas, namun harus mengadopsi filosofi evolusi dalam upaya untuk mencegah stagnasi dan sebagai back-up dari perusahaan untuk masa depan yang tidak bisa dipastikan. Selanjutnya adalah membangun keloyalan dengan distributor atau supplier perlatan yang berkualitas dan sebagainya seperti yang telah disebutkan dalam 14 point di atas.
Seorang manajer yang ingin membangun lingkungan seperti itu, harus:
·         Memiliki pemahaman psikologi, baik kelompok, maupun individu.
·         Menghilangkan alat, seperti kuota produksi dan slogan yang hanya mengasingkan pekerja dari supervisor mereka dan persaingan berkembang menjadi perpecahan antara pekerja itu sendiri.
·         Membentuk perusahaan menjadi sebuah tim besar yang kemudian dibagi menjadi sub-tim dimana semua bekerja pada aspek yang berbeda, namun tetap pada tujuan yang sama. Hal ini dimaksudkan agar hambatan dan persaingan yang tidak perlu bisa dihindarkan.
·         Membangun nilai terhadap pekerja, bahwa ketika mendapat keuntungan atau kesuksesan, maka hal tersebut bukan karena faktor individu, tetapi faktor kerja tim.
·         Menghilangkan rasa takut, iri hati, kemarahan, dan balas dendam dari tempat kerja.
·         Menggunakan metode program pelatihan tempat kerja yang sesuai dan masuk akal.
PDCA (Plan-Do-Check-Action)













PDCA (plan-do-check-act) adalah siklus metode manajemen yang digunakan dalam bisnis untuk kontrol dan perbaikan proses dan produk secara terus-menerus.
Ø  Plan
Menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan output yang diharapkan (target atau tujuan). Dengan membentuk ekspektasi output, kelengkapan dan ketepatan spesifikasi juga merupakan bagian dari perbaikan yang ditargetkan. Jika memungkinkan, mulai dalam skala kecil untuk menguji kemungkinan efek.
Ø  Do
Melaksanakan rencana tersebut, jalankan proses, membuat produk. Kumpulkan data untuk charting dan analisis dalam "TARIF" berikut dan "ACT" langkah.
Ø  Check
Pelajari hasil aktual (diukur dan dikumpulkan pada "DO" di atas) dan membandingkan terhadap hasil yang diharapkan (target atau tujuan dari "PLAN") untuk memastikan perbedaan. Carilah penyimpangan dalam implementasi dari rencana dan juga mencari kesesuaian/kelengkapan dari rencana sebagai alat untuk mengambil keputusan. Penggrafikan data dapat membuat hal ini lebih mudah untuk melihat tren dari siklus PDCA beberapa dan untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan menjadi informasi. Informasi adalah apa yang dibutuhkan untuk "ACT" pada langkah berikutnya.
Ø  Act
Meminta tindakan perbaikan atas perbedaan yang signifikan antara hasil aktual dan yang direncanakan. Menganalisis perbedaan untuk menentukan akar permasalahannya Tentukan dimana untuk menerapkan perubahan yang akan mencakup perbaikan proses atau produk. Ketika melewati empat langkah ini tidak mengakibatkan kebutuhan untuk memperbaiki, ruang lingkup dimana PDCA diterapkan dapat disempurnakan untuk merencanakan dan meningkatkan dengan lebih rinci pada pengulangan berikutnya dari siklus, atau perhatian harus ditempatkan dalam tahap proses yang berbeda.
Dr. Wiliam Edwards Demingdalam suatu konferensi dengan manajemen puncak di Hotel de Yama, Mount Hakone, Jepang memperkenalkan suatu diagram yang memandang indusri sebagai suatu sistem.
Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruan sistem industri dari kedatangan material sampai distribusi ke konsumen dan desain ulang produk untuk masa mendatang. Konsep industri yang dikemukakan oleh Deming selanjutnya populer dengan nama Roda Deming (Deming Whell) . Roda Deming terdiri dari empat komponen utama yaitu : riset pasar, desain produk, proses produksi dan pemasaran.
Deming menekankan pentingnya interaksi tetap antara riset pasar, desain produk, proses produksi dan pemasaran, agar perusahaan industri mampu menghasilkan produk dengan harga kompetitif dan kualitas yang lebih baik, sehingga memuaskan konsumen. Deming menjelaskan bahwa dengan cara menjalankan Roda Deming secara terus-menerus, perusahaan industri modern dapat memenangkan persaingan yang amat kompetitif dan memperoleh keuntungan yang dapat dipergunakann untuk pengembangan usaha dan kesejahteraan tenaga kerja.
Dari Roda Deming, tampak bahwa berdasarkan informasi tentang keinginan konsumen yang diperoleh dari riset pasar yang komprehensif, selanjutnya didesain produk sesuai dengan keinginan pasar. Desain produk telah menetapkan model dan spesifikasi dari proses dan kualitas produk agar diperoleh produk-produk yang berkualitas sesuai dengan desain yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan pasar.
"It is NOT ENOUGH to just do your best or work hard. You MUST KNOW what to work on."
-Dr. W. Edwards Deming-
 
 Pendekatan Sistem dalam Menjaga Mutu menurut Donabedian
Mutu pelayanan rumah sakit perlu untuk ditingkatkan dengan pendekatan system. Menurut Donabedian, penilaian mutu terbagi atas input/struktur, proses, dan outcome.
1.      Struktur meliputi peralatan dan sarana fisik, keuangan, organisasi dan, sumber daya kesehatan lainnya. Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari: jumlah besarnya input, mutu struktur atau mutu input, besarnya anggaran atau biaya, kewajaran. Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, SDM, dan sumber daya lainnya untuk fasilitas kesehatan.
2.      Proses merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan dan interaksinya dengan pasien. Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur/SOP dan penanganan kasus.
3.      Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional terhadap pasien. Penilaian terhadap outcome merupakan evaluasi hasil akhir dari kesehatan atau kepuasan pelanggan, melalui audit medis pasca tindakan medis, studi kasus/kematian 48 jam, review rekam medis, informed consent ataupun dari keluhan pasien dan keluarganya.

REFERENSI:

Ratna, Sari Dewi. 2008. Gambaran Penilaian Mutu. Sumber: Jurnal FKM UI http://ui.ac.id/filedigital/F123995-S-5373/Gambaranmutu-Literatur.pdf

Dithu. 2011. Kajian tentang Mutu yang diungkapkan oleh para Tokoh Mutu. Sumber: http://tidhituna.blogspot.com/2011_02_01_archive.html

Anonim. 2010. Dr. W. Edwards Deming. Sumber: http://www.skymark.com/resources/leaders/deming.asp

Anonim. 2010. PDCA. Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/PDCA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar