Sabtu, 28 April 2012

Indeks Pembangunan Manusia

A.  Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel india Amartya Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics dan sejak itu dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya. Digambarkan sebagai "pengukuran vulgar" oleh Amartya Sen karena batasannya, indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.
1.    Dimensi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Mengukur IPM dalam pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia terdiri dari :
a.    Hidup  yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran
b.    Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga).
c.    Standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.
Setiap tahun Daftar negara menurut IPM diumumkan berdasarkan penilaian diatas. Pengukuran alternatif lain adalah Indeks Kemiskinan Manusia yang lebih berfokus kepada kemiskinan.
2.      Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM (Komponen Pembentuk)
Dimensi
Peremeter
Indeks Dimensi

Umur Panjang dan Sehat
Angka Harapn Hidup saat Lahir (AHH) (eo)
Indek Harapan Hidup → Indeks X1
I
Pengetahuan
1. Angka Melek Huruf (AMH)
2. Rata-rata Lama Sekolah (MYS)
Indeks Pendidikan → Indeks X2
P


M
Kehidupan yang Layak
Pengeluaran Perkapita Riil Yang Disesuaikan (PPP Rp)
Indeks  Pendapatan → Indeks X3


a.    Indikator Harapan Hidup
1.      Angka kematian bayi
2.      Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 tahun
3.      Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan
4.      Persentase penduduk yang sakit (morbiditas)
5.      Rata-rata lama sakit
6.      Persentase penduduk yang melakukan pengobatan sendiri
7.      Persentase kelahiran ditolong oleh tenaga medis
8.      Persentase balita kurang gizi

9.    Persentase rumahtangga yang mempunyai akses ke sumber air minum bersih
10.          Persentase rumahtangga yang menghuni rumah berlantai tanah
11.          Persentase penduduk tanpa akses terhadap fasilitas kesehatan
12.          Persentase rumahtahgga tanpa akses terhadap sanitasi


b.   Indikator Pendidikan
1.    Angka melek huruf
2.    Rata-rata lama sekolah
3.    Angka partisipasi sekolah
4.    Angka putus sekolah (DO)
c.    Indikator Daya Beli
1. Jumlah yang bekerja
2. Jumlah pengangguran terbuka
3. Jumlah dan persentase penduduk miskin
4. PDRB riil per kapita

3.      Manfaat  Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
a.     Level dan trend Pembangunan SDM
b.    Pencapaian program-program  pemerintah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat
c.    Feedback”: partisipasi masyarakat vs layanan publik
d.   Variabel pendukung penyusunan DAU maksudnya selain jumlah penduduk, PDRB per-kapita dan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK).

4.      Nilai Maksimum-Minimum Dari Setiap Parameter IPM
Paremeter IPM (x)
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Keterangan
Angka Harapan Hidup (X1)
85
25
Standar UNDP
Angka Pendidikan (X2)



Angka Melek Huruf  (X2a)
100
0
Standar UNDP
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) (X2b)
15
0
UNDP
Menggunakan com benedit gross enrollment rasio
Hidup Layak (X3)
732.720
300.000a)
360.000b)
UNDP
Menggunakan PDB rill perkapita yang telah disesuaikan
            Ket:  a) Perkiraan maksimum pada akhir PJP II tahun 2018
b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru

Jadi setelah mengetahui setiap parameter maka IPM dapat diketahui dengan rumus:
Text Box: IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3)


B.  Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Makassar Tahun 2009

Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan juga merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara geografis Kota Makassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian selatan Sulawesi Selatan, pada titik koordinat 119°, 18’, 27’, 97” Bujur Timur dan 5’. 8’, 6’, 19” Lintang Selatan.
Secara administratif Kota Makassar mempunyai batas-batas wilayah yaitu Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa, Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar. Topografi pada umumnya berupa daerah pantai. Letak ketinggian Kota Makassar berkisar 0,5 – 10 meter dari permukaan laut.      
Kota Makassar memiliki luas wilayah 175,77 km2 dan Penduduk Kota Makassar pada tahun 2009  sebesar 1.235.239 jiwa yang terbagi ke dalam 14  Kecamatan dan 143 Kelurahan. Perkembangan kota makassar dapat dilihat dan diketahui melalui Indeks Pembangunan Manusia atau singkatan dari IPM. Dimana IPM ini memiliki tiga parameter yaitu; angka harapan hidup,  pencapaian pendidikan, dan paritasi dayabeli/standar hidup. Untuk mengetahui secara terperinci IPM kota Makassar tahun 2009 dapat kita lihat sebagai berikut :
1.    Indeks Harapan Hidup (X1)
A.    Defenisi
Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.
B.     Kegunaan
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
C.    Perhitungan Angka Harapan Hidup
Meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir, sekaligus memberikan gambarankepada kita bahwa salah satu penyebabnya adalah karena meningkatnya kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan hidup (UHH) waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan umur harapan hidup pada waktu lahir.
Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Angka Harapan Hidup rata-rata penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan terus meningkat dari 43 pada tahun 1971 meningkat menjadi 52 tahun 1980, kemudian 10 tahun kemudian meningkat lagi menjadi 60 tahun 1990 dan turun menjadi 63,64 dan 68 pada tahun 1996, 1998 dan tahun 2001. Angka Harapan Hidup tahun 2003 relatif sama antar kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu berkisar antara 63 – 73 tahun.
Untuk Kota Makasssar, Angka Harapan Hidup tahun 2009 adalah 70,28 tahun. Berikut perhitungan indeks harapan hidup;
Indeks Harapan Hidup (X1)
                        Dik. Angka Harapan Hidup Kota Makassar tahun 2009 = 70,28 tahun
Sumber: Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2008 hal. 23
Angka harapan hidup nasional= 69,09 tahun

2.    Indeks Pendidikan (X2)
a.    Angka Melek Huruf (X2a)
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang pernah sekolah, dan membaca dan menulis huruf latin, dan huruf lainnya. Berikut perhitungan angka melek huruf kota Makassar;
Angka Melek Huruf  (X2a)
Dik. (Angka Melek Huruf  Kota Makassar tahun 2009 =96.76 %)
Sumber: Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2008 hal. 8
Target pencapaian = 100 persen

b.      Rata-rata Lama Sekolah (X2b)
Nilai rata-rata lamanya bersekolah yang besar menunjukkan tingginya tingkat pendidikan penduduk di suatu wilayah. Jika didapat rata-rata lamanya sekolah sama dengan 15  artinya rata-rata penduduk di suatu wilayah bersekolah sampai 15  tahun atau setingkat D3. Untuk  Kota Makassar tahun 2009 angka rata – rata lama sekolah sebesar 10 tahun. Berikut perhitungan rata-rata lama sekolah yakni ;
Rata-rata lama sekolah (X2b)
Dik. (Rata-rata lama sekolah  Kota Makassar tahun 2009 = 10 tahun)
Sumber: Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2008 hal. 9
Target pencapaian = 15 tahun

3.    Indeks Standar Hidup (X3)
Selain usia hidup, dan pengetahuan unsur dasar pembangunan manusia yang diakui secara luas adalah standar hidup layak. Banyak indikator alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur unsur ini. Dengan mempertimbangkan ketersediaan data secara internasional UNDP, memilih GDP per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai indikator hidup layak.
Berbeda dengan indikator untuk kedua unsur IPM lainnya, indikator standar hidup layak diakui sebagai indikator input, bukan indikator dampak, sehingga sebenarnya kurang sesuai sebagai unsur IPM. Walaupun demikian UNDP tetap mempertahankannya karena indikator lain yang sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu, dipertahankannya indikator input juga merupakan argumen bahwa selain usia hidup dan pengetahuan masih banyak variabel input yang pantas diperhitungkan dalam perhitungan IPM.
Dilemanya, memasukkan banyak variabel atau indikator akan menyebabkan indikator komposit menjadi tidak sederhana. Dengan alasan itu maka GDP riil perkapita yang telah disesuaikan dianggap mewakili indikator input IPM lainnya.
Dalam perhitungan IPM untuk kota Makassar untuk  menghitung standar hidup digunakan PDRB (Product Domestik Regional Bruto) sebagai berikut ;
Indeks Standar Hidup (X3)
Dik. (Angka standar hidup kota Makassar tahun 2009= Rp636.910)
Sumber; harian fajar dalam http://daeng-baco.blogspot.com/.
            Target pencapaian = 372.720
Data IPM yang kami tampilkan adalah data IPM kota Makassar. Data IPM 2009 dalam klasifikasi kecamatan belum dirilis untuk itu kami tidak dapat menyusun IPM kota Makssar 2009 dalam klasifikasi kecamatan.
Berikut ini lampiran IPM 2007:
Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Tingkat Kecamatan di Kota Makassar
KODE
WIL
KEC.

Indeks Angka Harapan Hidup
Indeks Angka
Melek
Huruf
Indeks Rata-rata Lama Sekolah
Indeks Pengeluaran Perkapita
IPM
Peringkat IPM
010
MARISO
78,24
96,70
71,73
63,28
76,63
7
020
MAMAJANG
78,25
98,96
79,12
63,29
77,96
1
030
TAMALATE
78,17
96,44
70,22
63,29
76,38
9
031
RAPPOCINI
78,50
97,64
77,62
63,29
77,59
2
040
MAKASSAR
78,32
94,04
59,43
63,26
74,70
12
050
UJUNG PANDANG
78,23
97,38
67,65
63,29
76,33
10
060
WAJO
78,37
97,19
69,06
63,28
76,49
8
070
BONTOALA
78,18
96,60
74,57
63,27
76,90
5
080
UJUNG TANAH
78,24
94,04
56,71
63,26
74,37
14
090
TALLO
78,17
94,63
56,95
63,25
74,50
13
100
PANAKUKANG
78,39
97,06
72,98
63,29
76,90
4
101
MANGGALA
78,46
95,33
66,59
63,29
75,83
11
110
BIRINGKANAYA
78,41
97,23
77,29
63,29
77,43
3
111
TAMALANREA
78,44
95,65
74,88
63,29
76,82
6


Tidak ada komentar:

Posting Komentar