Salah satu penyebab utama dari anemia
gizi adalah berkurangnya kadar zat besi di dalam tubuh. Zat besi di dalam
tubuh, disimpan dalam bentuk feritin, sehingga untuk mengetahui apakah
seseorang menderita anemia gizi atau tidak, bukan hanya melihat kadar
hemoglobin dalam darah, namun harus juga dilengkapi dengan uji feritin serum
dan protoporfisin.
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya
simpanan zat besi (feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan
dengan meningkatnya kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut
berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin,
berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme, dan akan diikuti
dengan menurunya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya
yang khas yaitu rendahnya kadar Rb (Gutrie, 186 :303).
Bila sebagian dari feritin
jaringan meninggalkan sel akan mengakibatkan konsentrasi feritin serum rendah.
Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan simpanan zat besi dalam
jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan menunjukkan
orang tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin serumnya <12
ng/ml. Hal yang perlu diperhatikan adalah bila kadar feritin serum normal tidak
selalu menunjukkan status besi dalam keadaan normal. Karena status besi yang
berkurang lebih dahulu baru diikuti dengan kadar feritin.
Diagnosis anemia zat gizi
ditentukan dengan tes skrining dengan cara mengukur kadar Hb, hematokrit (Ht),
volume sel darah merah (MCV), konsentrasi Hb dalam sel darah merah (MCH) dengan
batasan terendah 95% acuan (Dallman,1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar