A.
Kinarkas
Argapati (K11109256)
Restu Suci Kartika
(K11109261)
Mahdaniah (K11109278)
Nur Annisa (K11109290)
Nursya’baniah Wardhani
(K11109292)
Akhmadi Abbas (K11109300)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam rangka mencapai
visi pembangunan kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan menetapkan sebuah
kebijakan dan program untuk mencapai hal tersebut. Salah satunya adalah
Indonesia Sehat 2010, yang mempunyai visi mewujudkan masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat.
Departemen Kesehatan
mempunyai 4 Grand Strategy yang mempunyai sasarn masing-masing. Salah satu
sasaran dalam Grand Strategy yang pertama, yaitu menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, adalah
seluruh desa menjadi Desa Siaga pada tahun 2008. Desa Siaga merupakan
desa yang memiliki kesiapan sumber daya untuk
mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan (bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri.
Desa Siaga merupakan
basis bagi Indonesia Sehat. Dalam pelaksanaannya, ada kriteria yang harus
dipenuhi oleh sebuah desa agar dapat dikatakan sebagai Desa Siaga, yaitu
memiliki 1 Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). (Depkes, 2007)
Selain itu, salah satu
subsistem SKN dalam UU No. 23 Tahun 1991, terdapat subsistem pemberdayaan
masyarakat. Hal ini diwujudkan melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.
Sampai saat ini, terdapat berbagai UKBM, seperti posyandu, polindes, poskesdes,
posUKK, poskestren, dll. Perlu fungsi koordinasi UKMB tersebut dapat sinergis
dalam upaya mewujudkan Desa Siaga.
Timbulnya berbagai permasalahan kesehatan masyarakat
(KLB gizi buruk, Demam Beradarah. Malaria, Avian Flu, Flu Babi, dll) memerlukan
survailans dan penanganan faktor resiko secara terpadu. Hal ini dapat
diwwujudkan melalui pemberdayaan dan pengaktifan poskesdes di berbagai desa di
Indonesia, salah satunya di desa-desa yang terletak di Sulawesi Selatan.
Dengan adanya poskesdes ini diharapkan dapat mendekatkan
jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun, dalam pelaksanaan dan
perkembangan poskesdes, masih banyak poskesdes yang hanya sekedar bangunan dan
nama. Di Sulawesi Selatan sendiri masih banyak poskesdes yang tidak berjalan,
padahal masyarakat perlu diberdayakan untuk mencapai visi pembangunan kesehatan
Indonesia seperti yang tercantum dalam Indonesia Sehat 2010.
Menurut data pada profil kesehatan Sulawesi Selatan,
cakupan poskesdes di Sulawesi
Selatan dapat dilihat dari cakupan desa siaga di Sulawesi Selatan. Karena, jika
di suatu tempat terdapat desa siaga, artinya desa tersebut harus memiliki
minimal 1 poskesdes sebgai persyaratannya. Pada tahun 2007, cakupannya baru
mencapai 41,14% dari 2.946 desa yang ada, yang artinya masih ada 1.735 desa di
Sulsel yang belum masuk kategori desa siaga atau belum memiliki poskesdes. Pada tahun 2008
meningkat menjadi 74,13%, yang artinya hanya 763 desa yang belum memiliki poskesdes
sebagai persyaratan desa siaga.
Namun, dari 2.181
poskesdes yang terdapat pada wilayah Sulsel pada tahun 2008, hanya 977
poskesdes atau 44,80% yang aktif. Kabupaten/Kota yang memiliki desa siaga aktif
sesuai standar nasional (80%), yaitu Kota Palopo (100%), Parepare (100%),
Makassar (100%), Enrekang (96%), Sinjai (98%). Sedangkan Kabupaten/Kota dengan
pencapaian poskesdes aktif terendah adalah Tator (4%), Selayar (55%), Pangkep
(63%), Soppeng (59%), Luwu Utara (65%), Luwu (8%), Luwu Timur (14%), Bulukumba
(13%), Jeneponto (17%), Takalar (35%), Gowa (54%), Bantaeng (42%), Maros (50%),
Barru (7%), Bone (4%), Wajo (14%), Sidrap (16%), dan Pinrang (17%).
Dengan adanya poskesdes ini sebenarnya diharapkan
dapat mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun, dalam
pelaksanaan dan perkembangan poskesdes, masih banyak poskesdes yang hanya
sekedar bangunan dan nama. Di Sulawesi Selatan sendiri, seperti terlihat
pada data, masih banyak desa yang belum
memiliki poskesdes dan poskesdes yang sudah ada pun masih banyak yang tidak
berjalan, padahal melalui poskesdes, masyarakat perlu diberdayakan untuk
mencapai visi pembangunan kesehatan Indonesia seperti yang tercantum dalam
Indonesia Sehat 2010.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimana
kondisi umum poskesdes di Sulsel?
2. Bagaimana
bentuk penyelenggaraan poskesdes di Sulsel?
3. Apa
manfaat yang bisa didapat dari aktifnya poskesdes di berbagai wilayah di
Sulsel?
4. Bagaimana
hambatan dan tantangan pelaksanaan poskesdes di Sulsel?
5. Bagaimana
solusi untuk meningkatkan keaktifan poskesdes di Sulsel ?
C.
TUJUAN
Makalah
ini ditulis untuk beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk
mengetahui kondisi umum poskesdes di Sulsel
2. Untuk
mengetahui bentuk penyelenggaraan poskesdes di Sulsel
3. Untuk
mengetahui manfaat dari pengaktifan poskesdes
4. Untuk
mengetahui hambatan dan tantangan pelaksanaan poskesdes di Sulsel
5. Memberikan
solusi untuk meningkatkan keaktifan poskesdes di Sulsel
BAB II
PEMBAHASAN
Poskesdes merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan
pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa. Poskesdes dibentuk
dengan kerangka desa siaga demi terwujudnya Indonesia Sehat dan untuk mencapai
visi pembangunan kesehatan Indonesia. Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Penyelenggaraan
poskesdes dibantu secara teknis oleh tenaga profesional kesehatan dan dukungan
sektorial terkait, termasuk swasta.
Sumber daya yang
dibutuhkan dari segi tenaga, yaitu minimal mempunyai satu orang bidan dan dua
orang kader. Dari segi sarana, setidaknya memiliki fisik bangunan,
perlengkapan, dan peralatan, serta alat komunikasi (misalnya telepon, ponsel,
kurir, dll) ke masyarakat dan puskesmas.
Ruang lingkup poskesdes meliputi: upaya kesehatan yang
menyeluruh mencakup upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga
sukarela.
Tujuan poskesdes antara lain:
1. Terwujudnya masyarakat sehat yang
siaga terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya
2. Terselenggaranya promosi kesehatan
dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
3. Terselenggaranya pengamatan,
pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
4. Tersedianya upaya pemerdayaan
masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong
dirinya di bidang kesehatan
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan
dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan tenaga professional kesehatan
6.
Terkoordinasinya
penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa
Begitu
banyak fungsi poskesdes yang
sebenarnya dapat kita manfaatkan antara lain:
1. Sebagai wahana peran aktif
masyarakat di bidang kesehatan.
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini
terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan.
3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan
dasar, guna lebih mendekatkan kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan
dan cakupan pelayanan kesehatan.
4.
Sebagai
wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa.
Upaya
minimal yang dilakukan oleh POSKESDES adalah:
1. Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi
menjadi KLB serta faktor-faktor risikonya.
2. Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB
serta kekurangan gizi
3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana serta kegawatdaruratan kesehatan
4. Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan kompetensinya
5. Kegiatan-kegiatan
lain yang merupakan kegiatan pengembangan, yaitu promosi kesehatan untuk kadarzi
dan PHBS, penyehatan lingkungan, dll.
Kondisi Umum
Poskesdes di Sulsel :
1.
Cakupan
: Pada tahun 2006 baru mencapai 14,36% dari 2.946 desa yang ada. Pada tahun
2007, meningkat menjadi 41,14%, yang artinya masih ada 1.735 desa di Sulsel
yang belum masuk kategori desa siaga
atau belum memiliki poskesdes. Pada tahun 2008 meningkat menjadi 74,13%,
yang artinya hanya 763 desa yang belum memiliki poskesdes sebagai persyaratan
desa siaga.
2.
Keaktifan Poskesdes : Dari 2.181 poskesdes yang terdapat pada wilayah
Sulsel pada tahun 2008, hanya 977 poskesdes atau 44,80% yang aktif.
Kabupaten/Kota yang memiliki desa siaga aktif sesuai standar nasional (minimal 80%),
yaitu Kota Palopo (100%), Parepare (100%), Makassar (100%), Enrekang (96%),
Sinjai (98%). Sedangkan Kabupaten/Kota dengan pencapaian poskesdes aktif
terendah adalah Tator (4%), Selayar (55%), Pangkep (63%), Soppeng (59%), Luwu
Utara (65%), Luwu (8%), Luwu Timur (14%), Bulukumba (13%), Jeneponto (17%),
Takalar (35%), Gowa (54%), Bantaeng (42%), Maros (50%), Barru (7%), Bone (4%),
Wajo (14%), Sidrap (16%), dan Pinrang (17%).
3.
Rumah Tangga yang memanfaatkan Poskesdes
menurut RISKESDAS dari segi :
► Penimbangan
78,2% dan cakupan terendah di Kab. Wajo, Gowa, Sinjai, Bulukumba & Luwu.
► Penyuluhan
rata-rata 40,8% dan cakupan terendah di Kab. Bone, Jeneponto, Pinrang, Luwu
Utara, Palopo.
► Imunisasi
rata-rata 69,1% dan cakupan terendah di Kab. Barru, Bantaeng, Sinjai, Wajo,
Gowa.
► KIA rata-rata 27,7% dan
cakupan terendah di Kab. Takalar, Bone, Bantaeng, Wajo, Luwu Timur.
► KB
rata-rata 24,2% dan cakupan terendah di Kab. Wajo, Takalar, Bone, Soppeng,
Enrekang.
► Pengobatan
rata-rata 37,4% dan cakupan terendah di Kab. Soppeng, Palopo, Takalar,
Bantaeng.
► PMT
rata-rata 32,6% dan cakupan terendah di Kab. Pinrang, Bone, Gowa, Wajo, Luwu
Utara.
► Suplemen gizi rata-rata
46,2% dan cakupan terendah di Kab. Luwu Utara, Sinjai, Palopo, Bulukumba, Gowa.
► Konsultasi risiko
penyakit rata-rata 14,3% dan cakupan terendah di Kota Palopo, Sinjai, Soppeng,
dan Enrekang.
4.
Tenaga
Poskesdes : Terdapat 2.199 bidan yang telah dilatih dan 1.724
kader poskesdes pada tahun 2008 untuk seluruh wilayah desa siaga yang terdapat
di Sulsel.
B. BENTUK PENYELENGGARAAN POSKESDES DI
SULSEL
Dalam penyelenggaraannya,
Poskesdes harus didukung oleh sumber daya seperti tenaga kesehatan (minimal
seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Selain itu
juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan
kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir.
Untuk
sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif
yaitu mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan
bangunan yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta
membangun baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah),
donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.
Ø Kegiatan
utama yang
dilakukan di poskesdes anatara lain adalah :
1.
Pengamatan
dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku
beresiko dan surveilans lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan
kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan
kesehatan dasar.
2.
Promosi
kesehatan, penyehatan lingkungan dll. Kegiatan dilakukan berdasar pendekatan
edukatif atau pemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah mufakat yang
disesuaikan kondisi dan potensi masyarakat setempat.
Ø Pengorganisasian
1.
Tenaga
poskesdes
a.
Tenaga
masyarakat
1)
Kader
2)
Tenaga
sukarela lainnya
Tenaga masyarakat minimal 2 orang
yang telas mendapat pelatihan khusus
b.
Tenaga
kesehatan
Minimal
terdapat seorang bidan yang menyelenggarakan pelayanan
2.
Kepengurusan
Kepengurusan dipilih melalui
musyawarah mufakat masyarakat desa, serta ditetapkan oleh kepala desa. Struktur
minilmal terdiri dari Pembina ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.
3.
Kedudukan
dan hubungan kerja
a.
Poskesdes
merupakan kooedinator dari UKBM yang ada (misalnya: posyandu, poskestren,
ambulan desa).
b.
Pokesdes
dibawah pengawasan dan bimbingan puskesmas setempat. Pelaksanan poskesdes waib
melaporkan kegiatannya kepada puskesmas, adapun pelaporan yang menyangkut
pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada kepala desa.
c.
Jika
wilayah tersebut terdapat puskesmas pembantu maka poskesdes berkoordinasi
dengan puskesmas pembantu yang ada tersebut.
d.
Poskesdes
di bawah pimpinan kabupaten/kota melalui puskesmas. Pembinaan dalam aspek upaya
kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan
Ø Penyelenggaraan Poskesdes
1.
Waktu
Penyelenggaraan
Rutin setiap hari
2.
Tempat
Penyelenggaraan
Dalam yankes di poskesdes
diperlukan ruangan yg dapat berfungsi sebgai
·
R.
pendaftaran
·
R.tunggu
·
R.pemeriksaan
·
R.tindakan
·
R.persalinan
·
R.rawat
inap persalinan
·
R.petugas,
R.konsultasi, R.obat
·
Kamar
mandi
3.
Peralatan
& Logistik
-Peralatan medis (disesuaikan
kebutuhan)
-Peralatan non medis
(mebeulair, sarana pencatatan, sarana komunikasi dan sarana transportasi)
4.
Tugas
dan Tanggung Jawab Pelaksana
Kehadiran tenaga kesehatan
Puskesmas yangg diwajibkan minimal satu kali dlm sebulan. Peran petugas Puskesmas
yaitu memberikan bimbingan dan pembinaan kader serta nakes dalam
penyelenggaraan Poskesdes
5.
Pembiayaan
·
Bersumber
dari :
-Masyarakat (iuran pengunjung
Poskesdes, iuran masyarakat umum/dana sehat, donatur, dana sosial
keagamaan)
-Swasta/dunia usaha
-Hasil usaha pengelola &
kader Poskesdes secara mandiri
-Pemerintah (berupa dana
stimulan dlm bentuk sarana dan prasarana Poskesdes)
·
Tarif
pelayanan di Poskesdes ditetapkan o/ Desa & diperkuat dgn SK Kepala Desa
dgn tidak membebani masy
6.
Pencatatan
& Pelaporan
Pencatatan
dilakukan o/ Kader & Nakes segera setelah kegiatan dilaksanakan, dgn
mengunakan format:
-Buku catatan sasaran Poskesdes
-Buku catatan rekapitulasi yankes
Poskesdes
-Buku catatan kegiatan pertemuan Poskesdes
-Buku catatan kegiatan usaha
-Buku pengelolaan keuangan
Kader
tidak wajib melaporkan kepada Puskesmas, tapi kegiatan yang menyangkut
Yankes oleh Nakes tetap harus dilaporkan mengacu pada format pelaporan.
Ø Indikator Keberhasilan Poskesdes
1.
Hrs
mempunyai daya ungkit thd pembangunan kesehatan masyarakat di
wilayahnya, dgn indikator ;
1. Input
-Jumlah
kader
-Jumlah
nakes
-Tersedianya
sarana (alat & obat)
-Tersedianya
tempat pelayanan
-
Tersedianya dana operasional Poskesdes
-Tersedianya
data/catatan (imunisasi&kematian)
2.
Output
-Cakupan
bumil yg dilayani (K4)
-Cakupan
persalinan yg dilayani
-Cakupan
kunjungan neonatus (KN2)
-Cakupan
BBLR yg dirujul
-Jumlah
bayi & anak balita yg BB tidak naik
-Jumlah
balita gakin umur 6-24 bulan yg m’dpt MP-ASI
-Cakupan
imunisasi
-Cakupan
pelayanan gawat darurat & KLB dlm tempo 24 jam
-Cakupan
keluargayg punya jamban
-Cakupan
keluarga yg dibina Sadar Gizzi
-Cakupan
keluarga m’gunkan garam b’yodium
-Tersedianya
data kesling
-Jumlah
kasus kesakitan & kematian akibat penyakit menular
-Peningkatan
perkembangan UKBM yg dibina
C. MANFAAT POSKESDES
Begitu
banyak manfaat dari adanya poskesdes, bukan hanya untuk perorangan tapi juga
untuk masyarakat luas antara lain adalah:
1. Bagi masyarakat
a.
Permasalahan
di desa dapat terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat dan diselesaikan,
sesuai kondisi potensi dan kemampuan yang ada.
b.
Memperoleh
pelayanan kesehatan dasar yang dekat.
2. Bagi Kader : Mendapat informasi awal
di bidang kesehatan dan Mendapat kebanggaan, dirinya lebih berkarya bagi
masyarakat
3. Bagi Puskesmas
a.
Memperluan
jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan sumber data secara efektif
dan efisien.
b.
Mengoptimalkan
fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata satu.
4. Bagi sektor lain
a.
Dapat
memadukan kegiatan sektornya di bidang kesehatan.
b.
Kegiatan
pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih afektif dan efisien.
D. HAMBATAN DAN TANTANGAN KEAKTIFAN
POSKESDES DI SULSEL
Beberapa
hambatan yang menyebabkan tidak aktifnya beberapa poskesdes di Sulsel
berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 adalah :
·
Tidaknya adanya
pembangunan poskesdes (24%)
·
Minimnya tenaga
kesehatan terlatih dan kader kesehatan yang dapat menyelenggarakan poskesdes
dan memberdayakan masyarakat
·
Masih banyak
rumah tangga yang tidak memanfaatkan poskesdes dengan alasan pelayanan tidak
lengkap (49,6%), lokasinya jauh (26%)
E. SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
POSKESDES DI SULSEL
Beberapa solusi yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kembali keaktifan poskesdes di Sulsel adalah :
·
Pelatihan bidan,
kader, dan pemberdayaan tokoh masyarakat
·
Pembentukan
forum melalui pertemuan tingkat desa
·
Survei mawas
diri
·
Pemerataan
pembangunan poskesdes di seluruh wilayah Sulsel dan memperlengkap pelayanan
·
Pertemuan forum
masyarakat untuk menggalang partisipasi dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya memanfaatkan poskesdes
Dengan
demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi
berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa dapat berjalan optimal sehingga visi
pembangunan kesehatan di Indonesia dapat terwujud.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Poskesdes merupakan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau
menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa.
2. Penyelenggaraannya, Poskesdes harus didukung
oleh sumber daya seperti tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan
dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader. Selain itu juga harus disediakan
sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan kesehatan serta sarana
komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir.
3. Manfaatnya dapat dirasakan oleh berbagai pihak,
yaitu masyarakat, kader kesehatan, puskesmas, dan tenaga kesehatan.
4.
Hambatannya
yaitu tidaknya adanya
pembangunan poskesdes, minimnya tenaga kesehatan terlatih dan kader kesehatan
yang dapat menyelenggarakan poskesdes dan memberdayakan masyarakat, Masih
banyak rumah tangga yang tidak memanfaatkan poskesdes dengan alasan pelayanan
tidak lengkap dan lokasinya jauh.
5. Solusinya pemerataan pembangunan poskesdes,
pelatihan bidan dan kader, serta menyadarkan masyarakat akan pentingnya
poskesdes.
B.
SARAN
1. Pemerintah sebaiknya tidak membuang
biaya yang besar untuk membangun poskesdes, jika pada kenyataannya
poskesdes-poskesdes tersebut tidak aktif.
2. Upaya peningkatan keaktifan
poskesdes perlu digalakkan demi tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia.
Karena, poskesdes merupakan basis dari berjalannya upaya-upaya kesehatan yang
diselenggarakan di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/17/desa-siaga/,
diakses pada tanggal 10 Mei 2011
http://www.scribd.com/doc/49250877/Juknis-Pengemb-Desa-Siaga-Juky-09,
diakses pada tanggal 10 Mei 2011
http://dinkessulsel.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=193,
diakses pada 10 Mei 2011
http://azay-ste.blogspot.com/2008/08/hambatan-pelaksanaan-poskesdes.html,
diakses pada 11 Mei 2011
http://denny.blogspot.com/sosialisasi-tugas-dan-fungsi-kepengurusan-poskesdes/,
diakses pada tanggal 11 Mei 2011
(Srimuliani Handoyokusumo; Lolos PNS Guru di lingkungan Kemenag Berau)
BalasHapusBerawal dari keinginan kuat untuk mengikuti test tertulis CPNS yang dilaksanakan oleh PEMDA Berau dimana saya tinggal, saya pun ikut berpartisipasi mengkutinya. Namun sebenarnya bukan sekedar hanya berpartisipasi tapi terlebih saya memang berkeinginan untuk menjadi seorang PNS. Waktu pun terus berjalan, karena tertanggal 5 Desember 2013 yang lalu saya pun mengikuti Test CPNS yang diselenggarakan oleh PEMDA Berau dengan harapan yang maksimal yaitu menjadi seorang PNS. Kini tanggal 18 Desember 2013, pengumuman test kelulusan tertulis itu diumumkan. Dengan sedikit rasa was-was dan bercampur tidak karuan menyelimuti pikiranku. Rasa pesimisku memang timbul, karena pengumuman yang di informasikan adalah tertanggal 11 Desember 2013 namun di undur tanggal 18 Desember 2013. Dengan mengucapkan BISMILLAH, aku pun masuk ke halaman kantor BKD untuk melihat hasil pengumuman test tertulis CPNS. Dan Syukur Alhamdulillah saya pun LULUS diurutan ke 3 dari 1 formasi yang aku ikuti di Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Dan berikut peringkat screen shoot yang saya jepret menggunakan Ponsel kesayangku.
Puji Syukur tak henti-hentinya aku panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas rezeki yang diberikan kepadaku. Semua hasil ini saya ucapkan terimakasih kepada :
1. ALLAH SWT; karena KepadaNya kita mengemis dan memohon.
2. Suami dan Anak [DikMa]; Dukungan Do’anya sangat berharga dalam pencapaian saat ini.
3. Orang Tua, Saudara-saudaraku; Tetap mensupport aku selama 3 bulan terakhir ini, terimakasih Mama, terima kasih Kakak Perempuan ku, terima kasih Kakak Laki-laki ku tak terlepas juga buat teman-temanku terimakasih semuanya.
4. Terimakasih untuk khususnya Bpk.IR.AGUS SUTIADI M.SI beliau selaku petinggi BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.anda ingin LULUS seperti saya silahkan anda hubungi nomor bpk IR.AGUS SUTIADI M.SI,0852-3687-2555.